Schmoozemag.com – Sejak ditetapkan sebagai pandemi Covid-19 pada tanggal 11 Maret 2020 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar luas ke seluruh dunia. Menurut data dari Worldometers, hingga 17 Agustus 2021, lebih dari 200 negara di dunia telah terjangkit Covid-19 dengan total kasus mencapai 200,09 juta dan korban meninggal dunia sebanyak 4,39 juta jiwa.
Tak hanya berdampak pada krisis kesehatan, pandemi Covid-19 juga menyebabkan perekonomian sebagian besar negara-negara di dunia tumbuh negatif bahkan resesi. Hanya sebagian kecil negara di dunia yang masih bertahan dan tumbuh ekonominya di tahun 2020, seperti China, Vietnam, dan Taiwan
Setelah terpuruk akibat pembatasan mobilitas/wilayah untuk menekan penyebaran Covid-19, tahun 2021 ini, negara-negara di dunia berharap bisa bangkit kembali. Untuk itu, beragam kebijakan dikeluarkan dan kerja sama antar negara diselenggarakan agar kinerja ekonomi bisa kembali pulih dan tumbuh positif mulai tahun ini.
Sepanjang tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis ekonomi di seantero penjuru dunia. Tidak hanya dialami negara-negara berkembang dan negara-negara yang dikategorikan miskin, negara-negara maju juga merasakan dampak negatif merebaknya Covid-19.
Sebagian besar negara maju bahkan terperangkap dalam resesi ekonomi yang cukup dalam. Begitu pula negara berkembang, apalagi negara miskin. Hanya segelintir negara di dunia yang masih mampu bertahan dan tumbuh positif menghadapi dampak pandemi Covid-19 di tahun 2020, yaitu China (2,3 persen), Vietnam (2,9 persen), dan Taiwan (2,98 persen).
Di luar ketiga negara tersebut, pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan perekonomian negara-negara di dunia, tak terkecuali negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris, dan Jepang.
Efek pandemi Covid-19 yang berlarut-larut tentunya menjadi sebuah pukulan telak untuk semua element masyarakat di Indonesia, bahkan dunia lho. Tentunya hal tersebut sangat merugikan bagi para pelaku usaha baik besar maupun kecil di Indonesia yang mengalami kerugian dalam berbagai aspek dan dipengaruhi juga oleh kebijakan pemerintah. Tentunya hal tersebut harus disikapi cerdas, dengan strategi serta rencana yang tepat maka setidaknya dapat menimimallkan kerugian, dan memaksimalkan profit.
Adapun pilihan terbaik yang bisa ditempuh oleh para pelaku usaha adalah dengan go digital, dimana para pelaku usaha dapat melakukan jual beli, transaksi, dan memberikan informasi produk dan jasa , dan sebagainya secara daring. Dimana potensi penetrasi di Indonesia yang cukup besar yakni pada akhir Maret 2021 sebesar 76,8 persen dari total populasi. Menurut data Internetworldstats, pengguna internet di tanah air mencapai 212,35 juta dengan estimasi total populasi sebanyak 276,3 juta jiwa. Tentunya data ini menjadi acuan bahwa besarnya segmen calon kostumer yang bisa didapatkan dari usaha yang beralih ke digital, tanpa harus melupakan usaha offline berupa kantor atau toko bagi yang telah memilikinya.
Dengan go digital, anda pun dapat memasarkan serta menginfokan produk dan jasa anda via daring dengan potensi klien dan kostumer yang lebih luas, bahkan secara nasional atau internasional sekalipun dengan produk/jasa yang menarik serta strategi digital marketing yang tepat.
Nah, bagi anda yang para pelaku usaha di Makassar dan ingin beralih atau ekspansi usaha anda ke dunia digital, Digitalindonesia.id siap melayani anda dengan berbagai paket digital marketing makassar siap mewujudkan rencana dan target anda, seperti membuka toko online jualan jasa dan produk, landing pages sales, web company profile . Digitalindonesia.id pun selalu siap untuk berkonsultasi mengenai rencana pengembangan usaha anda secara digital dengan gratis. Bahkan ada promosi khusus UMKM lho !
Apakah go digital memerlukan biaya besar ? tentu tidak, sebab hal tersebut dapat anda sesuaikan dengan budget anda sendiri seperti menentukan strategi digital marketing yang ingin anda terapkan dengan strategi low cost hingga big cost